Site icon SainsPop

Manfaat Kurma Bagi Kesehatan

Manfaat Kurma Bagi Kesehatan

Saat berbuka puasa, sebaiknya kita berbuka dengan makanan/minuman yang manis. Hal ini karena zat gula yang terkandung didalamnya lebih mudah diserap sehingga tubuh mendapatkan energi lebih cepat. Salah satu sumber makanan manis yang baik untuk dikonsumsi ketika berbuka puasa adalah buah kurma. Tahukah kamu? Ternyata kurma adalah salah tumbuhan yang pertama kali ditanam dan dibudidayakan oleh manusia, yaitu sejak 5500-3000 SM [1]. Selain rasanya yang manis, kurma juga memiliki berbagai manfaat yang bagus untuk kesehatan. Ingin tahu apa saja? Simak uraianya berikut ini!

  1. Memiliki aktifitas antioksidan yang tinggi

Setiap harinya, tubuh kita terpapar dengan berbagai hal yang dapat menghasilkan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Faktor-faktor tersebut bisa bersumber dari lingkungan (seperti radiasi UV sinar matahari, gas ozon, NO2, asap rokok) dan juga proses-proses biokimia di dalam tubuh. Radikal bebas yang dihasilkan dari faktor-faktor tadi jika bereaksi dengan lemak, protein, dan DNA yang ada di tubuh kita dapat menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker dan penyakit lainnya.

Sebenarnya, tubuh kita sendiri punya mekanisme yang dapat menetralisir oksidan dan radikal bebas tersebut. Tapi, jika kadarnya sangat berlebih, sistem di dalam tubuh kita bisa kewalahan. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya hal tersebut, sangat disarankan kita mengkonsumsi makanan atau minuman yang memiliki kandungan zat anti-oksidan yang relatif tinggi. Zat anti-oksidan tersebut dapat bereaksi dengan radikal bebas di tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan sel dan timbulnya penyakit.

Berdasarkan hasil penelitian, kurma memiliki sifat anti-oksidan yang tinggi. Buah kurma dapat menetralisir senyawa superoksida dan hidroksil radikal serta dapat menghambat proses peroksidasi lipid dan oksidasi protein pada ekstrak otak tikus [2]. Penelitian lainnya pada berbagai jenis kurma juga menunjukkan hasil yang sama [3]–[6].

  1. Anti peradangan (inflamasi)

Peradangan (inflamasi) merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai faktor seperti adanya infeksi, terbakar, terpapar zat kimia, alergi, dan berbagai jenis stimulasi lainnya. Walaupun demikian, proses ini biasanya membuat kita tidak nyaman dan bahkan merasa kesakitan. Proses peradangan ini melalui berbagai jalur sinyal yang tiap jalurnya menghasilkan zat antara atau hormon penyebab inflamasi. Jenis enzim pada jalur ini yang berperan penting menghasilkan zat antara tersebut adalah enzim siklooksigenase (COX-1 dan COX-2). Enzim ini biasanya dapat dihambat aktifitasnya dengan obat anti inflamasi seperti ibuprofen dan aspirin sehingga rasa sakit yang diderita dapat berkurang atau dihilangkan.

Buah kurma ternyata memiliki efek yang mirip dengan ibuprofen, yaitu dapat menghambat kerja enzim siklooksigenase sehingga dapat memodulasi jalur sinyal peradangan [7]. Percobaan pada tikus juga menunjukkan bahwa ekstrak daging dan biji kurma memiliki aktifitas anti-inflamasi. Ekstrak kurma tersebut dapat meningkatkan tingkat antioksidan plasma dan menurunkan level lipid peroksida [8].

  1. Dapat mengurangi kadar lemak dan kolesterol dalam darah

Bagi kamu yang memiliki kadar kolesterol tinggi, mungkin kurma bisa menjadi makanan yang dapat menurunkan kadarnya. Hasil penelitian terhadap hamster menunjukan bahwa kurma dapat mengurangi peningkatan berat organ tubuh terinduksi kolesterol, mengurangi total kolesterol darah, menurukan kadar lemak dan kolesterol LDL, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah [9]. Pemberian kurma sendiri tidak mempengaruhi berat organ tubuh ataupun kadar lemak dalam darah dan jaringan tubuh hamster. Walaupun demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat efeknya pada manusia.

  1. Anti mikroba

Di berbagai negara, kurma sudah umum digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan fungi, seperti flu dan bronchitis. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurma memliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan  berbagai macam bakteri, seperti  Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Salmonella typhi, Pseudomonas aeruginosa, dan Streptoccus pyogenes. Tak hanya itu saja, hasil penelitian menunjukkan bahwa kurma memiliki efek sebagai anti jamur. Penggunaan ekstrak kurma terbukti dapat menghambat pertumbuhan dari jamur Candida albicans [1]. Kemampuan kurma dalam mengobati penyakit infeksi di atas, tidak hanya disebabkan oleh efek anti miroba yang dimiliki oleh kurma saja, tetapi juga karena kurma dapat mengaktifkan imunitas tubuh untuk mencegah dan menghambat infeksi yang terjadi.

  1. Berpotensi mencegah stroke dan serangan jantung

Kurma memiliki kandungan senyawa yang berpotensi untuk mencegah stroke dan juga serangan jantung, khususnya pada tahap awal dan tahap lanjut penyakit ini. Contohnya, kurma dapat mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi kadar kolestrol darah, mengurangi oksidasi lipoprotein, meningkatkan status antioksidan serum, dan mengurangi efek berbahaya dari tekanan oksidatif dalam tubuh [1].

  1. Berpotensi mengurangi risiko penyakit diabetes

Seperti diketahui, diabetes adalah salah satu penyakit yang umum diderita masyarakat kita saat ini. Menurut WHO, pada tahun 2014, 8.5% orang dewasa berusia diatas 18 tahun menderita diabetes [10]. Berdasarkan hasil penelitian, buah kurma bisa menurunkan risiko penyakit ini. Ekstrak biji kurma dapat mengurangi kadar glukosa darah tikus diabetes dibandingkan dengan tikus kontrol [11]. Pemberian ekstrak ini dalam jangka waktu lama dapat memperbaiki fungsi hati dan ginjal serta menyeimbangkan level tekanan oksidatif pada tikus diabetes tersebut [11]. Selain buahnya, percobaan secara in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa daun kurma juga memiliki efek anti-diabetes [12].

  1. Berpotensi sebagai pencegah kanker

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kurma memiliki potensi untuk mencegah kanker. Sebuah penelitian melaporkan bahwa konsumsi kurma, kacang-kacangan, tomat, kismis, dan buah kering lainnya dapat menurunkan risiko kanker prostat pada relawan penelitian [13]. Ekstrak buah kurma juga dapat menghambat mutagen pada bakteri Salmonella [2]. Isolat senyawa glukan dari buah kurma juga dapat menghambat pertumbuhan tumor pada tikus [14]. Kemampuan ini diprediski karena aktifitas antioksidan dan juga kandungan senyawa fitokimia seperti fitoestrogen yang terdapat pada kurma [1].

  1. Meningkatkan kesuburan pria

Selain manfaat yang telah disebutkan diatas, kurma juga ternyata dapat meningkatkan kesuburan pria. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung pada serbuk sari kurma, seperti estron dan sterol, dapat meningkatkan kesuburan pria [15]. Masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk memvalidasi efek ini, terutama pada manusia.

 

Referensi:

[1]         P. K. Vayalil, “Date Fruits (Phoenix dactylifera Linn): An Emerging Medicinal Food,” Crit. Rev. Food Sci. Nutr., vol. 52, no. 3, pp. 249–271, Mar. 2012.

[2]         P. K. Vayalil, “Antioxidant and Antimutagenic Properties of Aqueous Extract of Date Fruit (Phoenix dactylifera L. Arecaceae),” J. Agric. Food Chem., vol. 50, no. 3, pp. 610–617, Jan. 2002.

[3]         A. A. A. Allaith, “Antioxidant activity of Bahraini date palm (Phoenix dactylifera L.) fruit of various cultivars,” Int. J. Food Sci. Technol., vol. 43, no. 6, pp. 1033–1040, Jun. 2008.

[4]         M. Al-Farsi, C. Alasalvar, A. Morris, M. Baron, and F. Shahidi, “Compositional and Sensory Characteristics of Three Native Sun-Dried Date (Phoenix dactylifera L.) Varieties Grown in Oman,” J. Agric. Food Chem., vol. 53, no. 19, pp. 7586–7591, Sep. 2005.

[5]         A. Mansouri, G. Embarek, E. Kokkalou, and P. Kefalas, “Phenolic profile and antioxidant activity of the Algerian ripe date palm fruit (Phoenix dactylifera),” Food Chem., vol. 89, no. 3, pp. 411–420, Feb. 2005.

[6]         N. Chaira, M. I. Smaali, M. Martinez-Tomé, A. Mrabet, M. A. Murcia, and A. Ferchichi, “Simple phenolic composition, flavonoid contents and antioxidant capacities in water-methanol extracts of Tunisian common date cultivars (Phoenixdactylifera L.),” Int. J. Food Sci. Nutr., vol. 60, no. sup7, pp. 316–329, Jan. 2009.

[7]         C.-R. Zhang, S. A. Aldosari, P. S. P. V. Vidyasagar, K. M. Nair, and M. G. Nair, “Antioxidant and Anti-inflammatory Assays Confirm Bioactive Compounds in Ajwa Date Fruit,” J. Agric. Food Chem., vol. 61, no. 24, pp. 5834–5840, Jun. 2013.

[8]         D. A. Mohammed and S. Y. Al-Okbi, “In vivo evaluation of antioxidant and anti-inflammatory activity of different extracts of date fruits in adjuvant arthritis (PDF Download Available),” Pol J Food Nutr Sci, vol. 13, no. 54, pp. 397–402, 2004.

[9]         M. A. Alsaif et al., “Effect of dates and Gahwa (Arabian Coffee) Supplementation on lipids in Hypercholesterolemic Hamsters,” 2007.

[10]       WHO, “Diabetes: Fact sheet,” WHO. [Online]. Available: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/. [Accessed: 01-Jun-2017].

[11]       M. Hasan and A. Mohieldein, “In Vivo Evaluation of Anti Diabetic, Hypolipidemic, Antioxidative Activities of Saudi Date Seed Extract on Streptozotocin Induced Diabetic Rats,” J. Clin. Diagn. Res. JCDR, vol. 10, no. 3, p. FF06-FF12, Mar. 2016.

[12]       M. Chakroun et al., “Evaluation of anti-diabetic and anti-tumoral activities of bioactive compounds from Phoenix dactylifera L’s leaf: In vitro and in vivo approach,” Biomed. Pharmacother. Biomedecine Pharmacother., vol. 84, pp. 415–422, Dec. 2016.

[13]       P. K. Mills, W. L. Beeson, R. L. Phillips, and G. E. Fraser, “Cohort study of diet, lifestyle, and prostate cancer in adventist men,” Cancer, vol. 64, no. 3, pp. 598–604, Aug. 1989.

[14]       O. Ishurd and J. F. Kennedy, “The anti-cancer activity of polysaccharide prepared from Libyan dates (Phoenix dactylifera L.),” Carbohydr. Polym., vol. 59, no. 4, pp. 531–535, Mar. 2005.

[15]       A. H. Rahmani, S. M. Aly, H. Ali, A. Y. Babiker, S. Srikar, and A. A. Khan, “Therapeutic effects of date fruits (Phoenix dactylifera) in the prevention of diseases via modulation of anti-inflammatory, anti-oxidant and anti-tumour activity,” Int. J. Clin. Exp. Med., vol. 7, no. 3, pp. 483–491, 2014.

Exit mobile version