Site icon SainsPop

Apa Itu Bitcoin (dan Blockchain)?

bitcoin

Belakangan ini kalian pasti pernah mendengar istilah Bitcoin kan? Sebenarnya apa sih Bitcoin itu dan kenapa Bitcoin mendapatkan perhatian yang cukup besar di seluruh dunia? Bahkan Bank Indonesia sekitar 4 bulan yang lalu juga mengeluarkan larangan penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran di Indonesia.

Bitcoin pertama kali muncul pada tahun 2008 ketika Satoshi Nakamoto (identitas asli orang tersebut masih tidak diketahui) mempublikasikan sebuah makalah yang berjudul Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System. Bitcoin mulai beroperasi pada tahun 2009 dan sejak saat itu Bitcoin terus menerus mendapatkan perhatian karena digadang-gadang dapat merubah total sistem finansial kita saat ini.

Jadi, apa itu Bitcoin? Secara gamblang, Bitcoin adalah sebuah mata uang digital yang juga terkenal dengan istilah cryptocurrency. Berbeda dengan mata uang konvensional seperti rupiah ataupun dolar yang diatur oleh institusi keuangan dan negara, Bitcoin tidak diatur oleh institusi atau negara manapun. Hal tersebut disebabkan karena peran sebuah perantara atau middleman dalam sebuah transaksi tidak diperlukan sama sekali. Biasanya, ketika kita mau mengirim uang dari Orang A ke Orang B, kita harus menggunakan jasa layanan yang disediakan oleh bank. Disini, bank berperan sebagai perantara dimana bank memvalidasi dan memproses transaksi tersebut. Dengan Bitcoin, kita bisa mengirim uang dari Orang A ke Orang B dengan menggunakan internet tanpa menggunakan perantara. Terdengar sangat menarik bukan?

Sesuatu yang berbentuk digital seperti file lagu atau dokumen, dapat digandakan berkali-kali (seperti ketika kita menggunakan fitur copy paste). Jadi, bagaimana caranya kita bisa memastikan bahwa ketika Orang A mengirim 10 Bitcoin ke Orang B, Orang A tersebut tidak lagi memiliki 10 Bitcoin yang sudah dikirimnya? Atau bagaimana kita bisa memastikan bahwa Orang A tidak menggandakan Bitcoin miliknya sesuka hatinya seperti kasus penggandaan uang oleh Dimas Kanjeng :D? Bitcoin menggunakan sebuah teknologi yang bernama “blockchain” untuk menjawab segala keraguan di atas.

Apa itu Blockchain?

Wah, sekarang ada istilah baru lagi nih. Jadi, apa itu blockchain? Secara sederhana, blockchain adalah teknologi pencatatan yang tersebar di seluruh komputer yang ada di sebuah jaringan. Kalian pernah melihat isi sebuah buku kas? Seperti buku kas, blockchain mencatat seluruh transaksi yang terjadi di sebuah jaringan. Yang lebih menarik dari teknologi blockchain adalah catatan tersebut tersimpan di setiap komputer yang ada di jaringan tersebut.

Kalau kamu pernah menggunakan aplikasi seperti Google Docs, kamu pasti langsung mengerti prinsip kerja blockchain. Ketika kamu membagikan sebuah file menggunakan Google Docs dengan seorang teman, maka kalian berdua dapat melihat segala penambahan atau perubahan yang dibuat di file tersebut pada saat yang sama. Walaupun ada kemiripan, Google Docs tidak menggunakan teknologi blockchain karena Google Docs diatur dan dioperasikan oleh sebuah institusi, yaitu Google.

Lalu, bagaimana blockchain bisa memproses transaksi jika tidak ada institusi yang mengatur dan mengoperasikannya? Dikarenakan blockchain tidak memerlukan sebuah institusi untuk mengatur operasinya, blockchain menerapkan sebuah sistem voting yang mirip seperti Pemilu dalam memproses setiap transaksi. Dalam kasus Bitcoin, diperlukan setidaknya persetujuan 51% dari total komputer yang ada di jaringan Bitcoin. Jika di dalam jaringan Bitcoin terdapat 100 buah komputer, maka diperlukan setidaknya 51 komputer yang menyetujui transaksi tersebut setelah dilakukannya proses verifikasi. Verifikasi dilakukan dengan cara mencocokkan data yang ada di komputer si pembuat transaksi dengan data yang ada di seluruh komputer di jaringan Bitcoin. Jika terdapat kurang dari 51% dari total komputer yang ada di sebuah jaringan Bitcoin yang menyetujui sebuah transaksi, maka transaksi tersebut dianggap tidak sah dan tidak akan diproses.

Yang lebih menariknya lagi, ketika sebuah transaksi berhasil diproses, catatan dari transaksi tersebut akan secara otomatis disebar dan disimpan di setiap komputer yang ada di jaringan blockchain tersebut. Jika seseorang mengubah data yang ada di sebuah komputer, perubahan data tersebut akan terdeteksi oleh komputer-komputer yang lain yang ada di dalam jaringan blockchain dikarenakan adanya perbedaan data. Dengan adanya teknologi blockchain, meskipun tidak mustahil, melakukan peretasan atau hacking di jaringan blockchain adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Apa lagi jika jumlah komputer yang ada di sebuah jaringan blockchain sudah mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan.

Hmm… Lalu dari mana datangnya Bitcoin atau mata uang digital lainnya? Nah, ketika sebuah komputer yang ada di jaringan blockchain berhasil memproses sebuah transaksi, sejumlah mata uang digital atau cryptocurrency akan diberikan sebagai hadiah atas daya komputasi yang telah digunakan. Di sini lah munculnya istilah baru, yaitu penambang atau miners. Penambang adalah orang mengizinkan komputer yang dimilikinya untuk menghidupi jaringan blockchain karena jaringan blockchain tidak memiliki server sendiri. Oleh karena itu, penambang merupakan tulang belakang dari teknologi blockchain karena mereka lah yang menghidupi jaringan blockchain. Dalam kasus Bitcoin, Satoshi Nakamoto mengatakan akan hanya ada maksimal 21 juta Bitcoin yang beredar. Setelah Bitcoin yang terakhir telah berhasil ditambang, Bitcoin baru tidak dapat diciptakan lagi dan para pengguna Bitcoin hanya dapat saling menukarkan atau barter Bitcoin yang telah beredar.

Source code sistem Bitcoin bersifat open source yang berarti orang-orang dapat mengunduh, menggunakan, bahkan mengubah source code tersebut secara gratis. Oleh karena itu, saat ini telah banyak bermunculan mata uang-mata uang digital lain seperti Bitcoin. Ethereum dan Ripple adalah contoh mata uang digital paling populer setelah Bitcoin. Selain itu, terdapat juga mata uang digital yang dibuat berdasarkan meme populer yang ada di internet, seperti Dogecoin dan PepeCoin. Jika kamu tertarik, kamu bisa menemukan source code sistem Bitcoin di Github dan mulai membuat mata uang digital kamu sendiri.

Referensi:

Nakamoto, Satoshi. “Bitcoin: A peer-to-peer electronic cash system.” (2008).

Exit mobile version