Hai sobat sains!
Beberapa tahun belakangan ini gerakan “back to nature” semakin meluas dilakukan oleh orang-orang di seluruh dunia.
Ternyata manusia mulai sadar bahwa bahan-bahan kimia buatan pabrik sangat berbahaya bagi kehidupan di planet yang kita sayangi ini. Contohnya adalah detergen yang biasa kita gunakan sehari-hari. Saat ini penggunaan detergen sangatlah luas, dari keperluan domestik rumah tangga hingga industri. Bahkan sabun yang kita gunakan juga mengandung detergen loh! Tahukah kamu bahwa limbah detergen yang masuk ke sungai melalui selokan-selokan akan mencemari air tersebut sehingga dapat membunuh makhluk hidup yang tinggal di sana. Detergen dapat menghancurkan lapisan mukus pada ikan yang seharusnya dapat melindungi ikan tersebut dari bakteri dan parasit, selain itu detergen dapat menyebabkan stress oksidatif, kerusakan gen, dan kerusakan insang ikan [1]. Duh, sedih banget ya!
Detergen sintetis pertama kali dikembangkan dan digunakan selama Perang Dunia ke 1 di Jerman, ketika ketersediaan sabun semakin langka. Sejak saat itu, detergen sintetis telah menggantikan sabun dalam banyak aplikasi rumah tangga.
Istilah detergen digunakan dalam berbagai konteks. Misalnya detergen yang biasa digunakan untuk membersihkan peralatan rumah tangga merupakan campuran dari:
Istilah tersebut digunakan untuk membedakan detergen dengan sabun. Sedangkan sabun dibuat dari minyak nabati atau lemak hewani yang dihidrolisis oleh larutan alkali sehingga menghasilkan garam asam lemak dan gliserol. [2]
Wah macam-macam ya ternyata kandungan di dalam detergen yang kita gunakan.
Nah ternyata untuk berperilaku lebih ramah pada bumi kita dapat meniru nenek moyang kita, yaitu dengan memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia. Salah satunya dengan menggunakan lerak sebagai sabun.
Lerak merupakan tumbuhan yang memiliki nama latin Sapindus rarak DC. Tumbuhan ini juga memiliki berbagai nama tergantung daerah tumbuhnya, seperti di Palembang disebut Lamuran, di Jawa disebut Klerek/Werak, dan di Jawa Barat sering disebut Rerek. Tumbuhan ini biasanya tidak dibudidayakan, tapi tergolong tanaman liar. Lerak sangat mudah tumbuh di hampir semua jenis tanah dan iklim, dari dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 450-1500 mdpl. Umumnya, Lerak memiliki ukuran tinggi 10 m, meskipun ada yang bisa mencapai 42 m dengan diameter batang 1 m [7].
Mungkin ada yang sudah familiar dengan kata lerak karena biasa digunakan sebagai pencuci kain batik agar batik terjaga warna aslinya. Tapi ternyata lerak bukan hanya sebagai bahan pembersih kain batik loh. Oleh nenek moyang kita, lerak juga dimanfaatkan sebagai sabun alami untuk mencuci baju, membasuh wajah, keramas, hingga membersihkan benda yang terbuat dari kuningan, tembaga, atau emas [3, 7]. Di India, lerak digunakan untuk mencuci sutra dan wol sejak zaman kuno [4]. Kini ada pula yang menggunakan lerak untuk mencuci piring, mengepel lantai, membersihkan kamar mandi. Bahkan beberapa orang mulai memproduksi lerak sebagai obat kudis dan sabun penangkal jerawat.
Wah banyak juga ya sob manfaat lerak! Koq bisa ya?
Mari kita pelajari kandungan zat kimia yang terdapat di dalamnya.
Ternyata kandungan utama dalam tumbuhan ini adalah senyawa kimia bernama saponin. Berdasarkan penelitian, lerak mengandung 17,2% saponin. [4]
Nah ada kata menarik lagi nih untuk dieksplor lebih lanjut, apa itu saponin?
Saponin adalah senyawa glikosida yang memiliki karakteristik dapat menghasilkan busa. Kenapa bisa menghasilkan busa? Karena saponin merupakan kombinasi dari molekul sapogenin yang bersifat hidrofobik (larut dalam lemak) dan molekul gula yang bersifat hidrofilik (larut dalam air). Saponin memiliki sifat yang sama dengan detergen, yaitu memiliki kemampuan untuk membersihkan [5]. Sifat inilah yang telah dimanfaatkan sejak dulu oleh nenek moyang kita.
Saponin juga bersifat biopestisida yang dapat digunakan untuk membunuh serangga seperti nyamuk dan kecoa. Dalam dunia pertanian, lerak dimanfaatkan sebagai insektisida yang mampu mengendalikan pertumbuhan hama. Saponin yang terkandung di dalam tanaman bermanfaat untuk melindungi diri tanaman dari serangan jamur [6].
Hmm sobat sains pada penasaran gak bagaimana cara membuat sabun alami sendiri dari buah lerak?
Begini caranya… Cukup rendam beberapa biji Lerak beserta kulitnya, dengan air hangat-hangat kuku, atau bisa juga direbus supaya busa yang dihasilkan bisa banyak. Setelah dingin lalu disaring, sabun alami dari lerak langsung siap digunakan.
O iya, tapi jangan salah kira ya bahwa semakin banyak busa semakin bersih hasilnya. Busa bukanlah indikator suatu zat dapat membersihkan lebih bersih. Tapi yang bertanggung jawab dalam membersihkan adalah zat saponinnya.
Yang jelas, hasil cucian menggunakan lerak tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan.
Wah, mudah sekali ya sob untuk membuat sabun yang ramah pada bumi!
Ternyata dari kegiatan sederhana seperti mencuci dengan menggunakan lerak yang merupakan bahan alami, kita bisa berkontribusi dalam menjaga kelestarian planet ini.
Kalo bukan kita siapa lagi?
[1] Rodrigues, S., Correia, A., Antunes, S. and Nunes, B. (2014). Alterations in gills of Lepomis gibbosus, after acute exposure to several xenobiotics (pesticide, detergent and pharmaceuticals): morphometric and biochemical evaluation. Drug and Chemical Toxicology, 38(2), pp.126-132.
[2] Linke, Dirk. Detergents: An Overview. Chapter thirty-four. Methods in Enzymology, Volume 463, page 604.
[3] Lerak (Sapindus Rarak): Tanaman Industri Pengganti Sabun. [Online] Available: http://lerakindonesia.com/info/7/lerak-sapindus-rarak–tanaman-industri-pengganti-sabun [Accessed: 13-August-2018]
[4] J. L. Sarin, and M. Y. Uppal. (1941). Detergent Value of Soap Nut Powder. Journal of Industrial & Engineering Chemistry. 33 (5), pages 666–668.
[5] Saponin. Phytochemicals. [Online] Available: http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/saponins.php [Accessed: 12-August-2018]
[6] Osbourn, A. (1996). Saponins and plant defence — a soap story. Trends in Plant Science, 1(1), pp.4-9.
[7] Setijono, Sulisetijono & Arumingtyas, Estri Laras & Mastuti, Retno & Indriyani, Serafinah. (2016). Physical and Chemical Treatments to Break Seed Dormancy on Lerak (Sapindus rarak DC.). International Journal of Agriculture and Environmental Research. Volume: 02. 936-947.
dan dapatkan konten-konten menarik tentang sains dan teknologi langsung di inbox email kamu
2 Comments
Baarokallahufiik Mira, sukaaa tulisannya…sederhana tapi dalem. Jadi inget dulu 2008 aku pernah nulis tentang lerak ?
Aamiin jazakillah Masni :). Wah, kamu juga pernah nulis tentang Lerak :D, di Lombok masih ada tanamannya kah?