Mungkin nama itu terdengar asing bagi sebagian besar orang. Tapi jika disebut dengan Vaseline, apakah terdengar lebih dikenal? Ya, jeli minyak bumi lebih dikenal dengan brand yang pertama kali memopulerkannya sebagai produk perawatan kulit, yaitu Vaseline!
Bagi sebagian besar wanita, jeli minyak bumi mungkin menjadi produk andalan untuk mengatasi kulit yang kering dan pecah-pecah. Bahan tersebut juga dapat menjaga kelembaban kulit selama penyembuhan pascaoperasi [1]. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bahan ini aman digunakan sebagai pembersih tata rias di area mata [2]. Bahkan jeli minyak bumi juga dapat digunakan untuk mengatasi ruam pada kulit bayi akibat penggunaan popok [3].
Sebenarnya ada banyak manfaat lain dari jeli minyak bumi. Tapi di sini yang akan kita bahas lebih lanjut adalah hal-hal lain selain itu.
Jeli minyak bumi memiliki nama lain Petroleum Jelly/Petrolatum. Ia merupakan campuran hidrokarbon sebagian besar memiliki lebih dari 25 atom karbon per molekul yang telah dimurnikan dari minyak mentah. Campuran ini sebagian besar terdiri dari minyak dan lilin. Warnanya putih hingga putih kekuningan, jika bahan ini dioleskan dengan tipis maka akan menjadi transparan. Wujudnya berupa semipadatan, seperti jeli [4].
Pada tahun 1859, ketika berusia 22 tahun, Robert Augustus Chesebrough seorang ahli Kimia berkebangsaan Inggris menemukan bahan seperti lilin yang lengket, kental, dan berwarna hitam di sebuah pertambangan minyak di Titusville, Pennsylvania [5]. Ternyata bahan tersebut merupakan produk samping dari pertambangan minyak. Beberapa pekerja tambang mengeluh bahwa bahan tersebut sering masuk ke sambungan pompa pada mesin pengeboran minyak yang menyebabkan mesin tiba-tiba berhenti berfungsi. Namun di samping keluhan tersebut, ada hal positif yang ia temukan. Ia memperhatikan bahwa para pekerja tambang menggunakan bahan tersebut untuk mengobati luka gores dan luka bakar [8].
Ia merasa mendapatkan inspirasi dari apa yang dilakukan oleh para penambang. Akhirnya dengan didorong dengan rasa penasaran pada bahan tersebut, ia membawa contoh untuk diteliti lebih lanjut di laboratoriumnya. Eksperimen yang ia lakukan adalah berusaha memurnikan contoh tersebut sehingga menjadi produk yang lebih bersih dan aman bagi tubuh. Produk itulah yang akan menjadi cikal bakal jeli minyak bumi, atau yang lebih kita kenal dengan nama Vaseline.
Wow, ternyata jeli minyak bumi atau Vaseline ditemukan secara tidak sengaja ya, sob!
Chesebrough menggunakan vas (vase) untuk menampung produk hasil pemurniannya, lalu ia menambahkan akhiran –line sehingga menghasilkan nama baru untuk produknya, yaitu “Vaseline”. Tapi kemudian Weisinger seorang editor majalah menawarkan penjelasan alternatif untuknya: Vaseline berasal dari penggabungan dua kata, yaitu kata air dalam bahasa Jerman = wasser (yang diucapkan vasher) dan kata minyak dalam bahasa Yunani = elaion [5].
Jeli minyak bumi bekerja dengan cara menciptakan lapisan pembatas antarsel pada kulit, sehingga mengunci kelembaban dan mempercepat proses perbaikan alami kulit kita [6, 7]. Jadi jeli minyak bumi bukan memberikan kelembaban pada kulit, melainkan membantu kulit kita menjaga kelembaban dan memperbaiki diri sendiri. Analoginya seperti melapisi kulit kita dengan plastik itu mencegah terjadinya penguapan sehingga kulit kita tidak akan kehilangan kelembaban.
[1] Adisbeth Morales-Burgos, Michael P. Loosemore, Leonard H. Goldberg. (2013). Postoperative wound care after dermatologic procedures: a comparison of 2 commonly used petrolatum-based ointments. Journal of Drugs in Dermatology, 12(2), 163–164.
[2] Engelbert, P. R., & Palma, J. K. (2015). Petroleum Jelly: A Novel Medium for Ocular
Ultrasound. The Journal of Emergency Medicine, 49(2), 172-174. doi:10.1016/j.jemermed.2015.03.003
[3] Alonso, C., Larburu, I., Bon, E., González, M. M., Iglesias, M. T., Urreta, I., & Emparanza, J. I. (2013). Efficacy of petrolatum jelly for the prevention of diaper rash: A randomized clinical trial. Journal for Specialists in Pediatric Nursing, 18(2), 123-132. doi:10.1111/jspn.12022
[4] Petroleum Jelly. [Online] Available: http://www.fao.org/fileadmin/user_upload/jecfa_additives/docs/Monograph1/Additive-310.pdf
[5] Weisinger, Mort. (1953). Mr. Chesebrough’s Wonder Jelly. Coronet Magazine 35 (1): 128-132.
[6] Bárány, M. L. (2000). Skin-identical Lipids Versus Petrolatum in the Treatment of Tape-stripped and Detergent-perturbed Human Skin. Acta Dermato-Venereologica, 80(6), 412-415. doi:10.1080/000155500300012774
[7] Ghadially, R., Halkier-Sorensen, L., & Elias, P. M. (1992). Effects of petrolatum on stratum corneum structure and function. Journal of the American Academy of Dermatology, 26(3), 387-396. doi:10.1016/0190-9622(92)70060-s
[8] Vaseline History. [Online] Available: http://www.vaselinearabia.com/en/article/vaseline-history.html
[9] Petroleum Jelly. [Online] Available: https://www.um.edu.mt/__data/assets/pdf_file/0008/176615/MSDS.PD.3_01_Petroleum_Jelly.pdf
[10] Brown, A. C., Slocum, P. C., Putthoff, S. L., Wallace, W. E., & Foresman, B. H. (1994). Exogenous Lipoid Pneumonia Due to Nasal Application of Petroleum Jelly. Chest, 105(3), 968-969. doi:10.1378/chest.105.3.968.
dan dapatkan konten-konten menarik tentang sains dan teknologi langsung di inbox email kamu