Site icon SainsPop

Apakah Bakteri Dapat Memakan Sampah Plastik?

Tahukah kamu, sekitar 70% sampah yang ada di lautan adalah plastik [1]? Partikel-partikel plastik ini banyak ditemukan di hampir semua habitat laut, dari ukuran mikron sampai meter [2]. Bahkan, berdasarkan penelitian, sebanyak 95% dari 1.295 bangkai burung laut di perairan Laut Utara mengandung plastik di dalam lambungnya [3]. Dengan semakin meningkatnya penggunaan plastik dari tahun ke tahun dan penanganan sampahnya yang buruk, masa depan kehidupan laut semakin mengkhawatirkan. Tidak hanya bagi mereka, kita sebagai manusia pun cepat atau lambat akan menanggung dampaknya.

Sampai saat ini, banyak ilmuwan yang mencari cara untuk menanggulangi masalah krusial ini, dari mulai mencari cara membuat bioplastik [4] yang bisa terdegradasi secara alami sampai mencari bakteri yang bisa memakan plastik itu sendiri [5].

Jika sebelumnya bakteri pemakan plastik berasal dari tumpukan sampah di daratan dan lambung ulat Hongkong (mealworm) [5], penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri laut pun, ada yang bisa mendegradasi plastik [6]. Pada penelitian ini, ilmuwan mengambil sampah plastik yang telah lapuk karena terpapar sinar matahari dan telah mengalami perubahan kimia dari dua pantai di Chania, Yunani [6]. Jenis yang dianalisa adalah tipe polietilena, jenis plastik yang umum ditemukan pada kantong plastik dan berbagai botol sabun dan shampoo, atau polistirena, plastik keras yang biasanya ditemukan pada kemasan produk-produk makanan dan barang-barang elektronik. Kemudian, para ilmuwan ini merendam kedua jenis sampah plastik ini dalam air laut yang mengandung mikroba laut alami atau air laut yang telah ditambahkan mikroba yang memiliki kemampuan untuk memakan plastik. Setelah itu, mereka membiarkannya selama lima bulan dan menganalisa perubahan yang terjadi pada sampah plastik tersebut.

Hasilnya, kedua jenis sampah plastik ini mengalami pengurangan berat yang lumayan banyak, baik untuk yang direndam di air laut yang mengandung mikroba laut alami, atau yang direndam di air laut dengan tambahan bakteri pemakan plastik. Mikroba-mikroba tersebut dapat memakan sampah plastik polietilena sebanyak 7% dan polistirena sebanyak 11% dari berat awal [6]. Tapi syaratnya, plastik tersebut harus telah mengalami perubahan kimia dan menjadi lebih rapuh akibat pemanasan oleh sinar matahari yang lama. Komunitas mikroba pemakan sampah plastik tersebut didominasi oleh bakteri dari ordo Rhodobacterales, Oceanospirillales, dan Burkholderiales serta dari genus Bacillus dan Pseudonocardia [6].

Hasil dari penelitian ini setidaknya memberikan secercah harapan untuk mengurangi polusi laut oleh sampah plastik, misalnya dengan menyebarkan mikroba pemakan plastik dalam jumlah banyak. Akan tetapi, penelitian lanjutan masih perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif mikroba tersebut memakan sampah plastik pada skala global.

 

Referensi:

[1] “LITTERBASE: Online Portal for Marine Litter.” [Online]. Available: https://litterbase.awi.de/litter_detail. [Accessed: 09-Jun-2019].

[2] K. L. Law, “Plastics in the Marine Environment,” Ann Rev Mar Sci, vol. 9, pp. 205–229, 03 2017.

[3] J. A. van Franeker et al., “Monitoring plastic ingestion by the northern fulmar Fulmarus glacialis in the North Sea,” Environmental Pollution, vol. 159, no. 10, pp. 2609–2615, Oct. 2011.

[4] “Bioplastik, sebuah solusi untuk dua masalah lingkungan – SainsPop ⭐,” SainsPop, 20-Apr-2018. .

[5] “Adakah bakteri pendegradasi plastik?,” Pustaka Sains, 13-Mar-2016. .

[6] E. Syranidou et al., “Biodegradation of mixture of plastic films by tailored marine consortia,” Journal of Hazardous Materials, vol. 375, pp. 33–42, Aug. 2019.

Exit mobile version