Site icon SainsPop

Seberapa Hebat Hidung Kita?

Seberapa Hebat Hidung Kita?

Sobat Sains, biasanya kita menggunakan hidung untuk apa?
Bernapas.
Oke itu benar, apakah ada lagi?
Karena ternyata hidung kita diciptakan juga untuk menjelajah bumi.
Wah, bagaimana caranya?

Ketika kita berkunjung ke suatu tempat, biasanya indra yang seringkali kita gunakan untuk menikmati suasana tempat tersebut adalah penglihatan. Benar kan?
Kita menikmati kemegahan arsitektur bangunan, keindahan warna-warni dan bentuk alam, lalu biasanya tak lupa kita keluarkan gawai untuk merekam apa yang kita lihat itu, jepret jepret lalu dibagikan ke sosial media.
Ya, seringkali indra penglihatan membuat kita mengesampingkan kemampuan indra yang lain.

Tahukan kalian, ada indra lain yang jarang kita gunakan untuk menikmati planet tempat kita tinggal ini.
Indra apakah itu?
Indra penciuman, yaitu hidung.

Pada abad ke-19 diperkirakan bahwa hidung kita (hanya) mampu mengenali sekitar 10.000 bau [1]. Jumlah ini dapat disebut sangat sedikit jika kita bandingkan dengan kemampuan mata yang dapat mengenali antara 2,3-7,5 juta warna [2] dan telinga yang dapat mengenali sekitar 340.000 bunyi [3]. Sayangnya, dugaan ini belum pernah dibuktikan secara empiris.


Paul Broca, seorang ahli anatomi, memiliki teori bahwa kemampuan indra penciuman manusia rendah karena bagian otak yang mengatur indra tersebut lebih kecil daripada mamalia lainnya. Broca menambahkan bahwa area otak tersebut semakin mengecil karena evolusi. Namun ia tidak pernah melakukan penelitian untuk mendukung teorinya [4].

Rasa penasaran tentang berapa jumlah bau yang dapat manusia deteksi membuat Keller dan koleganya melakukan penelitian terhadap indra penciuman. Mereka menyiapkan campuran bau yang terdiri dari 10, 20, dan 30 komponen yang telah diseleksi dari koleksi 128 molekul berbau [5]. Kemudian mereka mengujikan campuran tersebut kepada 26 partisipan. Ketika dua campuran bau mengandung komponen yang sama sebanyak lebih dari 51%, sebagian besar partisipan kesulitan untuk membedakannya. Lalu para peneliti tersebut menghitung jumlah campuran yang mungkin dapat dibuat dengan komponen yang beririsan kurang dari 51%.
Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan ternyata hidung kita mampu mendeteksi paling sedikit 1 triliun bau yang berbeda [5]. Wow, keren ya!

 

Mengapa Kita Tidak Menyadari Kehebatan Hidung Kita?

Jumlah reseptor bau di dalam hidung kita sekitar 400 jenis [6]. Namun kesadaran kita terhadap kemampuan indra penciuman ini cukup rumit, karena kosa kata bahasa yang kita miliki tidak sebanding dengan minimal 1 triliun bau yang dapat kita deteksi.
Selain itu, saraf penciuman tidak diproses langsung ke talamus (bagian otak yang mengatur kesadaran), melainkan diproses oleh kortikal (bagian otak yang berhubungan dengan emosi dan perilaku, serta ingatan tanpa sadar) [7]. Jadi ketika kita mencium suatu bau, maka biasanya yang terbersit dalam kepala kita adalah ingatan akan sesuatu atau mempengaruhi emosi dan perilaku kita, namun kita tidak sempat mengidentifikasi jenis-jenis bau tersebut.

Contohnya adalah saat seorang perantau yang mengunjungi taman yang dipenuhi berbagai macam bunga. Ia menikmati wangi bunga-bunga dan kesegaran udara di sekitarnya sehingga seketika muncul ingatan serta perasaan rindu pada kampung halamannya yang asri. Namun ia tidak sempat mengidentifikasi jenis bau apa sajakah itu. Jika dideskripsikan profil wanginya, ternyata itu adalah campuran wangi bunga melati dan mawar, ditambah bau khas tanah lembab dan rerumputan yang dibasahi embun pagi. Sayangnya, kemampuan mendeskripsikan bau di sekitar kita, jarang sekali dilatih.

Contoh lainnya adalah saat kita ingin membeli parfum. Pada umumnya, parfum terdiri dari kombinasi beberapa profil wangi. Biasanya, alasan seseorang memilih parfum adalah bisa karena desain kemasannya yang cantik, atau berdasarkan ingatan/emosi yang dirasakan setelah mencoba parfum tersebut, bukan karena sudah memiliki keinginan pada profil wangi tertentu. Misalnya seorang wanita ingin memiliki parfum yang dapat membuatnya semangat di pagi hari, maka dipilihlah parfum X karena setelah ia mencoba parfum tersebut muncul ingatan tentang saat ia membuka jendela di pagi hari saat berlibur di Lembang, Bandung. Ternyata jika kita deskripsikan parfum tersebut, diperoleh profil wangi bunga segar yang baru saja dipetik, serta lama-kelamaan muncul profil bau kayu yang menimbulkan suasana hangat.

Satu contoh lagi yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Pasti Sobat Sains pernah ke pasar tradisional kan? Apa yang kalian ingat dari sana?
Mungkin ada yang menjawab becek, kotor karena banyak sampah berserakan, dan kurang tertata dengan rapi.
Namun di balik apa yang kita lihat dengan mata itu, pernahkah kalian mencoba untuk mengenali berbagai macam bau di sana?
Salah satu toko yang menarik untuk dijelajahi oleh hidung adalah toko rempah-rempah. Ada banyak bau khas yang menggoda untuk dicium, seperti bau-bauan yang berasal dari: jahe, kunyit, kayu manis, kapulaga, kayu secang, bunga lawang, cengkeh, dan serai.

 

Nah, luar biasa menarik bukan kemampuan hidung kita.
Jadi, apakah Sobat Sains ingin mencoba mengenali triliunan bau di sekitar kalian?


Referensi

[1] A. N. Gilbert, What the Nose Knows (Crown Publishers, New York, 2008), pp. 1–5.

[2] M. R. Pointer, G. G. Attridge, Color Res. Appl. 23, 52–54 (1998).

[3] S. S. Stevens, H. Davis, Hearing, Its Psychology and Physiology (Wiley, New York, 1938), pp. 152–154.

[4] Andrea Marks. The Human Nose Knows More Than We Think. May 23, 2017. [Online] Available: https://www.scientificamerican.com/article/the-human-nose-knows-more-than-we-think/

[5] C. Bushdid, M. O. Magnasco, L. B. Vosshall, A. Keller. Humans Can Discriminate More than 1 Trillion Olfactory Stimuli. (Science 21 Mar 2014) Vol. 343, Issue 6177, pp. 1370-1372.

[6] Jessica Morrison, Human Nose Can Detect 1 Trillion Odors. Nature magazine on March 20, 2014. [Online] Available: https://www.scientificamerican.com/article/human-nose-can-detect-1-trillion-odors/

[7] Marta Zaraska. The Sense of Smell in Humans is More Powerful Than We Think. January 04, 2019. [Online] Available: http://discovermagazine.com/2017/nov/scents-and-sensibility

Exit mobile version