Site icon SainsPop

Bahaya Polusi Udara bagi Janin dalam Kandungan

Beberapa waktu yang lalu, kualitas udara di Jakarta tercatat terburuk kedua dari kota-kota besar dunia lainnya [1]. Kemudian baru-baru ini, akibat kebakaran hutan parah, kualitas udara di Pekanbaru, Riau masuk ke dalam kategori berbahaya [2]. Tentunya, hal-hal seperti ini menyumbang polusi ke udara.

Ada gak sih efek polusi udara terhadap perkembangan janin dalam kandungan ibu hamil?

Ternyata, banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada janin dan kelahiran bayi. Contohnya, partikel karbon hitam yang terkandung pada udara yang terpolusi dapat menyebabkan rendahnya berat lahir bayi [3], kelahiran prematur [4], dan bahkan dapat menyebabkan keguguran [5]. Partikel karbon hitam ini berbahaya karena dapat dilapisi oleh zat-zat berbahaya dan beracun seperti logam berat. 

Kok bisa ya? Bagaimana udara kotor yang dihirup ibu bisa sampai ke janin yang ada di dalam kandungannya?

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Nature Communications [6] mencoba mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Para peneliti memeriksa 28 plasenta dari wanita tidak merokok menggunakan teknik sinar laser untuk mendeteksi kandungan partikel karbon hitam di dalamnya. 

Ternyata pada tiap sampel tersebut, mereka menemukan partikel-partikel polutan pada plasenta bagian janin dengan kadar sebanding dengan tingkat polusi udara yang dialami sang ibu. Penelitian ini dilakukan pada ibu hamil yang terpapar partikel karbon hitam sebanyak 0,63-2,42 mikrogram per meter kubik udara. Sebagai perbandingan, saat artikel ini ditulis, kadar partikel polutan dengan ukuran 2.5 mikrometer (PM2.5) di Pekanbaru, Riau adalah sebesar 27 mikrogram per meter kubik, di Palangkaraya sebesar 364 mikrogram per meter kubik, dan di Jakarta sebesar 54,3 mikrogram per meter kubik (Data airvisual.com; pukul 16:00 WIB, tanggal 29 September 2019). (Catatan: Kadar polutan di tiap daerah berubah-ubah tergantung waktunya. Data hari ini belum tentu lebih buruk atau lebih baik dari hari berikutnya. Oleh karenanya, sebaiknya cek kadar polutan di daerahmu sebelum bepergian ke luar, misal dengan melihat data di airvisual.com).

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pada ibu hamil yang tinggal dekat jalan utama, kadar partikel karbon hitam pada plasentanya berjumlah sekitar 20 ribu partikel per milimeter kubik. Sedangkan pada ibu yang tinggal lebih jauh dari jalan utama, rata-rata kadarnya sekitar 10 ribu partikel per milimeter kubik. Mereka juga memeriksa plasenta dari ibu yang mengalami keguguran. Hasilnya, mereka menemukan partikel polutan bahkan pada janin yang baru berusia tiga bulan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah partikel polutan yang dihirup sang ibu dari udara sekitarnya dapat melewati paru-paru, masuk ke pembuluh darah, dibawa sampai ke plasenta dan masuk ke janin dalam kandungannya. Oleh karenanya, ibu-ibu hamil diharapkan untuk berhati-hati dan menjauh dari lingkungan yang memiliki tingkat polusi udara tinggi untuk menjaga kesehatan diri dan janin yang sedang dikandungnya. Dan jangan lupa pakai masker. 

 

Referensi:

[1] V. Mantalean, “Jumat Pagi, Polusi Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia,” KOMPAS.com. [Online]. Available: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/06/09134161/jumat-pagi-polusi-udara-jakarta-terburuk-kedua-di-dunia. [Accessed: 28-Sep-2019].

[2] “Kualitas Udara Pekanbaru, Riau Masuk Level Berbahaya,” cnnindonesia. [Online]. Available: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190913132015-20-430223/kualitas-udara-pekanbaru-riau-masuk-level-berbahaya. [Accessed: 28-Sep-2019].

[3] M. Pedersen et al., “Ambient air pollution and low birthweight: a European cohort study (ESCAPE),” The Lancet Respiratory Medicine, vol. 1, no. 9, pp. 695–704, Nov. 2013.

[4] B. Ritz, M. Wilhelm, K. J. Hoggatt, and J. K. C. Ghosh, “Ambient Air Pollution and Preterm Birth in the Environment and Pregnancy Outcomes Study at the University of California, Los Angeles,” Am J Epidemiol, vol. 166, no. 9, pp. 1045–1052, Nov. 2007.

[5] C. L. Leiser et al., “Acute effects of air pollutants on spontaneous pregnancy loss: a case-crossover study,” Fertility and Sterility, vol. 111, no. 2, pp. 341–347, Feb. 2019.

[6] H. Bové et al., “Ambient black carbon particles reach the fetal side of human placenta,” Nat Commun, vol. 10, no. 1, pp. 1–7, Sep. 2019.

Exit mobile version