Petir merupakan energi listrik yang terbentuk secara alami, lalu apakah kita dapat memanfaatkan energi listrik tersebut untuk digunakan di rumah? Pertanyaan itu mungkin pernah terpikirkan ketika kita melihat fenomena petir.
Apakah kamu tau bagaimana petir bisa terjadi? Petir merupakan listrik statis alami yang terjadi pada sekala besar. Penjelasan mengenai proses terjadinya petir pernah dibahas sebelumnya loh. Kamu dapat membacanya pada Bagaimana Proses Terjadinya Petir?.
Penemuan petir sebagai arus listrik dipopulerkan oleh Benjamin Franklin pada tahun 1752 lewat usulan percobaan layangannya yang kontroversial. Franklin mengusulkan untuk menggantung bejana Leyden, sebuah alat untuk menyimpan arus listrik, pada benang sutera layangan yang diterbangkan ketika cuaca berpetir [1]. James Kirtley, seorang profesor teknik elektro di MIT menyatakan bahwa Benjamin Franklin sangat beruntung karena tidak tersambar petir, hal ini terkait dengan besarnya energi yang dihasilkan saat terjadi sambaran petir [2]. Satu sambaran petir memiliki energi listrik sekitar 10-15 juta Volt [3] yang cukup untuk menyalakan 150000000 bola lampu atau menyalakan sebuah lampu 100 watt selama 3 bulan. Saat terjadi sambaran petir, suhu di udara akan meningkat menjadi sekitar 8300˚C – 33300˚C [4].
Meskipun energi yang dihasilkan sangat besar yaitu 10-15 juta Volt, petir terjadi dalam periode waktu yang sangat singkat yaitu sekitar 70 ms sampai 250 ms [4]. Sehingga apabila kita ingin menyimpan energi listrik tersebut, harus terdapat perangkat yang mampu menyimpan energi dalam kapasitas yang besar namun dalam waktu yang singkat.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk dapat memanfaatkan energi petir. Dengan besarnya energi yang dihasilkan dalam satu sambaran petir, diperlukan fasilitas untuk menangkap dan menyimpan yang cukup kompleks. Sistem pengaman yang bagus juga sangat diperlukan mengingat besarnya energi yang dihasilkan sehingga apabila terjadi malfungsi tidak merusak seluruh sistem dan membahayakan manusia [2].
Selain itu, petir merupakan fenomena alam yang tidak dapat kita setting. Petir terjadi secara alami dan tidak ada tempat pasti dimana petir akan terjadi [5], selain itu diperlukan teknologi untuk mengetahui muatan dalam awan sehingga perangkat penyimpanan energi yang terpasang tidak menetralisir muatan dalam awan [2]. Berdasarkan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), petir terjadi 44 kali setiap detiknya, petir seringkali terjadi di daerah tropis dan pegunungan yang terpencil. Melihat fakta tersebut, terdapat tantangan ekomoni, logistik serta teknologi yang tinggi untuk membangun fasilitas untuk menangkap, menyimpan dan mendistribusikan energi tersebut ke area yang mebutuhkan energi listrik [2].
Apakah listrik dari petir dapat dimanfaatkan? Ya, energi listrik dari petir dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan listrik sehari-hari. Namun terdapat tantangan-tantangan yang perlu dihadapi untuk mewujudkan hal tersebut sehingga pemanfaatan energi petir menjadi efektif.
[1] E. P. Krider, “SPECIAL FOCUS : BENJAMIN FRANKLIN TURNS 300 – Benjamin Franklin and Lightning Rods,” Phys. Today, no. January, pp. 42–48, 2006.
[2] S. Jensen, “Is there a way to harness electricity from lightning?,” 2015. [Online]. Available: http://: https://engineering.mit.edu/engage/ask-an-engineer/is-there-a-way-to-harness-electricity-from-lightning/. [Accessed: 26-May-2020].
[3] D. Pandey and J. Singh, “System for Capturing and Utilizing Atmospheric Lightning Energy,” 2018 Int. Conf. Power Energy, Environ. Intell. Control. PEEIC 2018, pp. 654–657, 2019.
[4] K. Srinivasan and G. Jason, “Lightning as atmospheric electricity,” Can. Conf. Electr. Comput. Eng., no. May, pp. 2258–2261, 2006.
[5] S. Jana, S. Biswas, and P. K. Biswas, “Methodological model of Lightning Energy Plant integrated with different energy extraction processes to harness Lightning Energy,” in Proceedings of the 4th International Conference on Electrical Energy Systems, ICEES 2018, 2018, pp. 229–233.
dan dapatkan konten-konten menarik tentang sains dan teknologi langsung di inbox email kamu