Site icon SainsPop

Filum Artropoda: Karakteristik dan Klasifikasi

A big ugly bouncing spider tarantula is sitting on the ground on a white background. Eyes and fangs of an adult hairy wolf spider crawling close-up. macro.

Tahukah kamu jika filum Artropoda merupakan filum dengan jumlah spesies yang diketahui paling banyak di bumi? Dari jumlah sebanyak 1 juta individu diketahui 90% nya merupakan insekta. Antar anggota filum Artropoda memiliki karakteristik yang beragam namun juga memiliki beberapa karakteristik yang sama [1]. 

Karakteristik Umum  Artropoda

Karakteristik umum yang dimiliki oleh filum Artropoda adalah adanya skeleton eksternal. Skeleton eksternal ini tidak hanya berperan dalam melindungi individu seperti baju zirah namun juga berperan sebagai skeleton untuk hewan itu sendiri. Otot-otot yang ada pada filum Artropoda Saling terhubung di dalam eksoskeleton karena tipe hewan pada filum ini tidak memiliki skeleton internal [1].

Karakteristik lainnya yang ada pada filum ini adalah bentuk tubuh yang simetris bilateral dengan segmentasi yang kuat. Segmentasi yang ada memengaruhi struktur internal dan eksternal, sebagian segmen digunakan untuk membentuk spesialisasi bagian tubuh lainnya seperti tagmata. Tagmata merupakan bagian tubuh yang termasuk di dalamnya ada kepala, toraks, dan abdomen. Proses spesialisasi bagian-bagian tubuh disebut tagmosis [2,3].

Eksoskeleton yang ada pada tubuh di filum ini tersusun oleh kitin. Setiap segmen tubuhnya menanggung sepasang pelengkap yang tersegmentasi (bersendi). Pada sebagian anggota filum ini ada yang mengalami kehilangan atau termodifikasi. Selama hidupnya, anggota filum Artropoda “mengganti kulit” (molting) eksoskeleton mereka yang disebut dengan ecdysis [3].

Pergerakannya dikontrol oleh sistem otot kompleks yang terbagi menjadi komponen otot halus dan otot lurik. Kebanyakan anggota filum ini memiliki sepasang mata majemuk dan satu mata atau ocelli yang keduanya berperan untuk mengurangi atau menghilangkan hal-hal yang tidak penting bagi kelangsungan hidup mereka. [3]

Artropoda tergolong euseolamat yang berarti memiliki coelom (rongga) yang terbentuk secara tiba-tiba. Volume “rongga” ini banyak yang tereduksi dan biasanya terbagi ke dalam bagian-bagian tertentu seperti sistem reproduksi dan ekskretori.  Sebagian besar rongga tubuhnya merupakan rongga berisi jaringan, cairan, dan darah. [3]

Sistem sirkulatorinya merupakan sistem sirkulatori yang terdiri dari jantung, arteri, dan rongga terbuka, sedangkan sistem respirasinya terdiri dari permukaan badan, dan/atau insang, trakea, serta paru-paru buku [2].

 Sistem saraf Artropoda memiliki kemiripan dengan annelida yang mempunyai otak berupa  cerebral ganglion dan saraf cincin yang berada di sekitar faring. Saraf cincin ini terhubung dengan otak dengan sepasang saraf ventral. Kebanyakan artropod merupaka dioseus dan memiliki sepasang organ reproduktif (testis dan ovari). Fertilisasi dilakukan secara internal namun ada juga yang melalui telur [3].

Berdasarkan klasifikasinya Filum Artropoda terbagi ke dalam beberapa subfilum dan kelas, antara lain subfilum Trilobitomorpha, subfilum Chelicerata, subfilum Crustacea, subfilum Myriapoda, dan subfilum Hexapoda. Subfilum Chelicerata terdiri dari kelas Merostomata, Arachnida, dan Pycnogonida. Subfilum Myriapoda terdiri dari kelas Chilopoda, Symphyla, Diplopoda, dan Pauropoda. Subfilum Hexapoda terdiri dari kelas Insekta dan Entognatha. Supaya lebih mudah, yuk lihat bagan berikut ini! [4]

Subfilum Trilobitomorfa

Subfilum trilobitomorfa atau trilobita merupakan kelompok dari artropoda yang hidup di laut dan sudah punah. Kelompok ini tersebar pada periode Cambrian dan Ordovician, namun ketika masuk ke periode Palezoik kelompok ini mengalami kepunahan. Secara morfologi, subfilum Trilobita memiliki eksoskeleton yang berkapur. Tubuhnya berbentuk oval pipih dan terbagi menjadi bagian kepala-badan (Cephalon), sepasang antenna, mata majemuk, pelengkap biramus, toraks yang terhubung dengan anggota tubuh biramus, dan segmen terminal (pygidium). Ukuran tubuhnya diketahui memiliki rentang 10—76 cm [5].

Subfilum Chelicerata

Jika kalian pernah melihat laba-laba, kalajengking, serta tungau, mereka merupakan spesies yang tergolong ke dalam subfilum Chelicerata. Subfilum ini memiliki karakteristik seperti tubuh yang bersegmen dan anggota badan yang bersegmen, memiliki lapisan eksoskeleton yang tersusun dari kitin [6]. 

Subfilum Chelicerata memiliki dua segmen tubuh (cephalotorax dan abdomen), tidak memiliki antenna namun memiliki enam pasang bagian tambahan. Bagian tambahan yang paling depan disebut chelicerae yang umumnya termodifikasi menjadi penjepit atau taring. Pasangan selanjutnya disebut pedipalps yang biasanya telah termodifikasi. Empat pasang tambahan di bagian posterior biasanya digunakan untuk berjalan [6].

Subfilum Chelicerata umumnya ditemukan di daerah terestrial dengan kelas-kelas yang ada di bawahnya antara lain Kelas Merostomata, Arachnida, dan Pygnogonida. Kelas Metostomata terdiri dari dua kelompok hewan yang hidup di laut yaitu Eurypterid dan Horsehoe crabs. Eupteryd telah mengalami kepunahan, diketahui ukurannya sekitar 3 m. Morfologi yang dimilikinya menunjukkan bahwa kelompok euptryds memakan banyak jenis makanan. Sebagiannya hidup secara amfibi. Sedangkan kelompok yang satunya yaitu horsehoe crab memiliki jumlah yang sangat sedikit di alam. Kelompok ini memakan invertebrate berukuran kecil [6]

Hewan yang tergolong kelas Merastomata memiliki ‘tameng’ yang lebar untuk melindungi cephalothorax serta terdapat mata majemuk yang tereduksi. Bagian tambahan yang berpasangan merupakan pedipalps yang berfungsi untuk berjalan. Kelompok ini juga memiliki bagian tambahan seperti paku yang disebut telson. Telson berperan dalam melindungi bagian belakang tubuhnya. Umumnya kelompok ini bernapas dengan insang buku [6].

Kelas selanjutnya adalah Kelas Arachnida. Anggota yang tergolong ke dalam kelas ini memiliki ukuran dimulai dari yang sangat kecil (0.08 cm) hingga 21 cm. Secara morfologi, kelompok ini memiliki ukran kaki yang beragam mulai dari yang sangat pendek hingga panjang, memiliki bentuk tubuh melingkar, serta ada yang memiliki rambut-rambut halus. Kelas Arachnida memiliki tubuh yang bersegmen, eksokeleton yang keras, serta bagian tambahan yang saling terhubung. Kelompok ini tidak memiliki capit namun ada yang menginjeksikan cairan pencernaan ke mangsanya sebelum ditelan melalui mulut [7].

Tubuh anggota kelompok Arachnida terbagi menjadi dua bagian yaitu cephalothorax dan abdomen. Bagian cephalothorax tertutupi dengan penutup yang kuat dan kaku disebut karapaks. Terdapat enam pasang bagian tambahan, yang pertama chelicerae (berada di bagian depan mulut). Umumnya chelicerae berfungsi untuk menjepit dan menghancurkan mangsanya [7]. 

Kelas terakhir yang ada pada subfilum ini adalah Pygnogonida. Kelas pygnogonida sering disebut sebagai laba-laba laut. Anggota pygnogonida umumnya memiliki tubuh yang tereduksi dengan abdomen yang hampir hilang, kakinya panjang dan mencakar. Kepala pygnogonida memiliki proboscis yang panjang dengan mulut terminal yang tidak biasa dengan beberapa simple eye. Di kepalanya terdapat sepasang cakar dan sepasang oviger yan berfungsi untuk membawa telur [8].

Subfilum Crustacea

Anggota dari subfilum ini kebanyakan hidup di laut namun ada juga yang di air tawar. Individu seperti lobster, kepiting, udang karang, serta teritip tergolong ke dalam subfilum crustacea. Anggota yang masuk ke dalam subfilum ini terdiri dari dua pasang antenna, sepasang mandibula, sepasang mata majemuk, sepasang maxillae yang ada di kepalanya dan diikuti dengan sepasang bagian tambahan pada masing-masing segmen tubuhnya. Subfilum crustacea memiliki bagian tubuh kepala, thoraks, dan abdomen. Untuk sistem pernapasannya, menggunakan insang. Pada crustacea, eksoskeletonnya keras namun lebih fleksibel dibandingan dengan kelompok artropoda lainnya. Subfilum ini memiliki anggota kelas yang diantaranya branchiopoda, remipedia, chepalocarida, ostracoda, dan malacostraca [9].

 

Branchiopoda merupakan kelompok artropoda yang hidup di air tawar namun ada beberapa spesies yang beradaptasi hidup di air asin. Umumnya branchipoda memakan plankton dan detritus. Berbeda dengan anggota crustacea lainnya, branchiopoda tidak memiliki cephalothorax (tidak memiliki ruas badan yang tumbuh menyatu dengan kepala). Pada ruas badan pertama anggota ini terdapat sepasang kaki pertama. Semua ruas badannya memiliki bentuk yang sama, batas antara thorax dan abdomen tidak terlalu jelas [4,10]

Remipedia merupakan kelas yang ditemukan hidup di gua laut yang sangat dalam dan sulit dijangkau. Oleh karena itu, anggota kelas remipedia sering disebut sebagai blind crustaceans atau crustacea yang buta karena hidup di lingkungan yang gelap. Umumnya memiliki bentuk tubuh yang primitif, bagian tubuhnya dibagi menjadi kepala dan badan yang beruas-ruas. Pada tubuhnya terdapat alat tambahan untuk berenang di bagian lateral [4,10].

Berdasarkan morfologinya, cephalocarida sering disebut sebagai horseshoe shrimp atau udang tapal kuda karena bentuk tubuhnya yang mirip seperti tapal kuda. Cephalocarida tergolong ke dalam crustacea primitif yang tidak memiliki mata, tubuh memanjang dan kepala yang besar, memiiki badan dengan 10 segmen, terdapat telson di bagian abdomen, dua pasang antenna di belakang mulut,  dan memiliki sepasang maxilla yang sangat kecil (bersifat primitif dan tidak berkembang).Umumnya hidup di air asin dan di dalam sedimen [4,10].

Maxillopoda merupakan kelas dengan anggota yan berukuran kecil. Karakteristik yang dimiliki oleh kelas ini antara lain adanya reduksi pada struktur abdomen, umumnya tidak terdapat alat tambahan pada abdomen, adanya telson dan menggunakan maxilla sebagai alat untuk makan. Tubuhnya dibagi menjadi cephalic (bagian kepala), thoraks, dan segmen abdominal [4].

Ostracoda merupakan crustacea dengan ukuran yang kecil jika dibandingkan dengan anggota dari kelas lainnya. Kelas ostracoda memiliki sebutan seed shrimp karena bentuknya yang cenderung bulat pepat dan kecil seperti biji. Tubuhnya dilapisi dengan cangkang yang tersusun dari kitin atau kapur. Tubuhnya terdiri dari kepala dan toraks, antara kepala dan toraks dipisahkan oleh rongga kecil. Struktur abdomen umumnya tidak ada, tidak memiliki segmentasi tubuh, memiliki ukuran kepala yang besar, serta terdapat antenna yang sudah berkembang. Antenna yang dimiliki umumnya digunakan untuk berenang di dalam air. Ostracoda juga memiliki sepasang mandibula dan maxilla. Ostracoda tergolong ke dalam hewan-hewan yang hidup di lautan luas dan dalam namun ada sebagian anggota kelompok ini yang hidup di air tawar [4,10]

Malacostraca merupakan kelompok yang paling besar dan paling sering dijumpai oleh manusia. anggotanya seperti kepiting, lobster, serta udang yang sering dikonsumsi oleh manusia. anggota kelompok malacostraca umumnya perenang yang cepat, ada yang hidup di laut dan juga di air tawar, tubuhnya memiliki 20 segmen. Bagian tubuh kelompok malacostraca terbagi menjadi kepala, toraks, dan abdomen. Pada kepalanya terdapat 5 segmen, 8 segmen pada toraks, dan 6 segmen pada abdomen. Kelompol ini memiliki 2 pasang antenna di kepalanya, spasangan pertama merupakan antenna biramus dan pasangan kedua merupakan antenna dengan exopod. Anggota kelompok ini memiliki mata majemuk untuk melihat, mulutnya terdiri dari beberapa bagian antara lain mandibula, maxilula, dan maxilla. Tubuhnya juga dilindungi oleh karapaks [4,10].

Subfilum Myriapoda

Pada subfilum Myriapoda, seluruh anggotanya memiliki tubuh yang bersegmen, anggota badan yang bersegmen, serta terdapat lapisan kitin (eksoskeleton). Namun, subfilum myriapoda memiliki kaki dengan jumlah yang sangat banyak. Jika kamu pernah melihat hewan kaki seribu, hewan tersebut masuk ke dalam subfilum ini loh!. Hewan yang tergolong subfilum myriapoda memiliki sepasang antenna dan simple eyes. Mereka hidup di terrestrial dan bisa ditemuka di lingkungan seperti hutan, halaman rumput, serta gurun [11].

Chilopoda memiliki tubuh yang pipih dan bersegmen. Bagian tubuhnya ada yang termodifikasi menjadi taring beracun dan digunakan untuk menangkap mangsa. Gigitan dari spesies kelas ini dapat berbahaya. Biasanya hidup di terrestrial dan mencari habitat yang lembab. Mangsa dari kelas ini umumnya invertebrate lain yang hidup di dalam tanah [12].

Symphyla memiliki ukuran yang kecil dengan kisaran panjang 0,2—1,2 cm, umumnya berwarna putih susu, dan banyak ditemukan di dalam tanah. Tubuhnya lunak dan memanjang, terdiri dari 15—24 segmen, dan dua belas pasang kaki pendek. Symphylla dapat dengan mudah dibedakan dari anggota subfilum Myriapoda lainnya karena symphyla tidak memiliki taring beracun, namun pada bagian kepalanya terdapat mulut untuk mengunyah. Pada bagian kepalanya terdapat antenna dan tidak memiliki mata. Symphyla memiliki sebutan lain garden centipedes [13].

Seperti anggota pada subfilum Myriapoda lainnya, diplopoda memiliki tubuh yang bersegmen-segmen. Perbedaan dengan kelas lainnya adalah tidak adanya taring beracun dan biasanya menggulung dan mengeluarkan racun sebagain bentuk pertahanan diri. Diplopoda umumnya herbivora, tinggal pada tanaman atau hewan yang telah mati di habitat yang lembap [14]. 

Pauropoda memiliki panjang dengan rentang 0,5—2 mm. Kepala Pauropoda sangan pipih dengan antenna yang lebar, satu set mandibula, dan dua pasang maxilla. Pauropoda memiliki sepasang organ yang sensitive terhadap getaran. Tubuhnya terbagi menjadi 11 segmen dengan 9 pasang kaki, dimana pasangan pertamanya terduksi dan pasangan kelimanya bergabung. Pauropoda bernapas dengan permukaan tubuhnya [15].

Subfilum Hexapoda

Seperti yang ditemukan pada arthropoda lainnya, anggota subfilum hexapoda memiliki tubuh yang bersegmen dan eksosekeleton yang tersusun dari kitin. Tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Hexapoda memiliki enam kaki, sebagian anggotanya tidak memiliki sayap. Umumnya kelompok ini hidup di lingkungan air tawar [16].

Insekta merupakan kelas dengan anggotanya yang memiliki saya dan bisa terbang. Kemampuan terbangnya membantu dalam hal lainnya seperti penyerbukan. Insekta dapat ditemukan di hampir semua lingkup terrestrial dan air tawar. Secara morfologi umumnya memiliki tiga tagmata, satu kepala, thoraks, dan abdomen, dengan sepasang mata majemuk dan tiga ocelli yang terletak di kepala. Insekta juga memiliki sepasang antenna di kepalanya. Pada bagian mulutnya terdapat labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla, labium, dan struktur seperti lidah yang disebut hipofaring, dua pasang sayap yang merupakan turunan dari struktur tubuh, serta tiga pasang kaki untuk berjalan.

Kelas insekta memiliki saluran pencernaan yang kompleks dan lengkap. Untuk respirasi, insekta menggunakan sistem trakea. Sistem ekskresinya berupa sampah nitrogen yang terletak di tubulus malphigi [17].

Enognatha memiliki ciri mulut yang entognathous atau tertarik dengan kepalanya. Kebanyakan dari mereka adalah apterous atau tidak bersayap. Diketahui terdapat tiga ordo yang masuk ke dalam kelas entognatha yaitu dipluran, proturan, dan collembola. Anggota kelas entognatha merupakan artropoda yang kecil dan tidak memiliki sayap, biasa ditemukan di lingkungan yang lembab. Pada bagian mulutnya terdapat kantung. Kelompok ini memiliki styli yang merupakan kaki vestigial abdominal [18].

 

Refrensi:

[1] Romoser, W. 2000. Introduction to Arthropods: Structure, Function, and Development. 13—51. DOI: 10.1007/978-94-011-6472-6_2.

[2] Oceanic Research Group. 2002. Arthropods: Underwater knights in shining armor. http://www.oceanicresearch.org/education/wonders/arthropods.htm. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 11.14 WIB.

[3] Myers, P. 2001. Arthropoda. https://animaldiversity.org/accounts/Arthropoda/. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 11.15 WIB.

[4] EasyBiology. 2020. Crustacea– General characteristic. https://www.easybiologyclass.com/crustacea-crustaceans-general-characters-phylum-arthropoda/. Diakses pada Kamis, 9 Juli 2020 pk. 13.30 WIB.

[5] Myers, P. 2001. Merostomata. https://animaldiversity.org/accounts/Merostomata/. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 13.23 WIB

[6] Lucid Central. 2014. Key to Australian Freshwater and Terrestrial Invertebrates: Phylum Arthropoda, Subphylum Chelicerata. https://keys.lucidcentral.org/keys/v3/TFI/start%20key/key/Starting%20key/Media/HTML/Arthropoda%20Chelicerata.html. Diakses pada Selasa 26 Mei 2020 pk. 13.00 WIB

[7]  Goodnight, M.L., & J. Culin. Arachnida. https://www.britannica.com/animal/arachnid. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 13.35 WIB

[8] UCMP Berkeley. 2019. Introduction to pygnogonida. https://ucmp.berkeley.edu/arthropoda/pycnogonida.html. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 16.15 WIB.

[9] Myers, P. 2001, Crustacea. https://animaldiversity.org/accounts/Crustacea/. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 14.30 WIB. 

[10] Vanhook, A.M., & N.H. Patel. 2012. Crustaceans. Current Biology. 18(13): 1–4 hlm.

[11] Lucid Central. 2014. Key to Australian Freshwater and Terrestrial Invertebrates: Phylum Arthropoda. Subphylum Myriapoda. https://keys.lucidcentral.org/keys/v3/TFI/start%20key/key/Starting%20key/Media/HTML/Arthropoda%20Myriapoda.html. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 14.45 WIB.

[12]  Myers, P. 2001. Chilopoda. https://animaldiversity.org/accounts/Chilopoda/. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 17.00 WIB. 

[13] Soil Bugs. 2020. Guide to New Zealand Soil Invertebrates. http://soilbugs.massey.ac.nz/symphyla.php. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 17.15 WIB

[14] Myers, P. 2001. Diplopoda. https://animaldiversity.org/accounts/Diplopoda/. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 17.15 WIB.

[15]  Britannica. 2020. Pauropod. https://www.britannica.com/animal/pauropod. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020. Pk. 17.18 WIB.

[16] Lucid Central. 2014. Key to Australian Freshwater and Terrestrial Invertebrates: Phlyum Arthropoda, Subphylum Hexapoda. https://keys.lucidcentral.org/keys/v3/TFI/start%20key/key/Starting%20key/Media/HTML/Arthropoda%20Hexapoda.html. Diakses pada Selasam 26 Mei 2020 pk. 15.00 WIB.

[17] Myers, P. 2001. Insects. https://animaldiversity.org/accounts/Insecta/. Diakses pada Selasa, 26 Mei 2020 pk. 17.25 WIB.

[18] University of California. 2020. Invertebrate zoology. https://faculty.ucr.edu/~legneref/invertebrate/entognatha.htm. Diakses pada Selasa, 26 Mei pk. 17.45 WIB. 

 

 

Exit mobile version