Site icon SainsPop

Mengenal Angiospermae dan Gymnospermae: Apa Bedanya?

Closeup macro detailed photo of blooming beautiful lilac branches bouquet on abstract background. Vase with spring summer flowers. Vivid colors. Beauty of nature. Seasonal flora

Siapa yang pernah mendengan istilah Angiospermae dan Gymnospermae?. Tumbuhan yang selama ini sering kita lihat, digolongkan ke dalam dua kelompok besar tersebut!. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak asing bagi kita, hampir di setiap sudut jalan kita pasti menemukan tumbuhan. Selain berfungsi untuk menghasilkan oksigen dan memberi estetika, ternyata masing-masing tumbuhan memiliki karakteristik yang berbeda, lho! Mulai dari ukuran, bentuk bunga, bentuk daun, jumlah kelopak bunga, hingga anatominya yang tidak bisa terlihat dari luar. 

Kebanyakan tumbuhan yang kita lihat merupakan tumbuhan yang tergolong Spermatophyta. Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki biji. Biji yang ada berasal dari bakal biji dan mengandung calon individu baru.

Kelompok Spermatophyta terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Angiospermae dan Gymnospermae. Secara singkat, Angiospermae merupakan tumbuhan dengan biji tertutup sedangkan Gymnospermae merupakan tumbuhan dengan biji terbuka [1]. 

Apa maksudnya? Yuk simak penjelasan berikut ini.

Angiospermae

Kelompok Angiospermae juga dikenal dengan nama Magnoliophyta. Persebaran tumbuhan Angiospermae lebih besar dibandingkan dengan Gymnospermae. Kita bisa mengenali suatu tumbuhan yang tergolong Angiospermae melalui beberapa macam karakteristik pembeda [1]. 

Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain adanya bunga sejati, karpel atau putik (bagian penting tanaman yang merupakan organ reproduksi betina) yang sepenuhnya menutupi ovula (bakal biji), yang dibedakan menjadi ovarium (tempat dimana ovula berada), stilus (tangkai kepala putik) dan stigma (kepala putik), serta kantung embrio yang sederhana, adanya fertilisasi yang terjadi sebanyak dua kali (double fertilization), adanya endosperm dan buah [1].

Berdasarkan strukturnya, suatu tumbuhan terbagi menjadi tiga bagian yaitu akar, batang dan daun. Akar merupakan bagian dari tumbuhan yang berperan sebagai penopang utama, yang berfungsi untuk menyerap air dan mineral serta nutrisi yang tersimpan di dalam tanah [2]. 

Terdapat dua jenis sistem akar yaitu sistem akar primer dan adventif. Sistem akar primer umumnya terdiri dari akar utama yang tumbuh menjalar ke dalam tanah dan memiliki akar lateral yang tumbuh secara horizontal. Akar dengan tipe ini umumnya ditemukan pada tumbuhan biji berkeping dua atau dikotiledon [2].

Pada sistem akar adventif, akarnya merupakan kumpulan akar-akar kecil dan halus yang disebut akar serabut. Sistem perakaran ini tidak memiliki satu akar utama. Umumnya ditemukan pada tumbuhan biji berkeping satu atau monokotiledon [2].  

Bagian kedua adalah batang. Selain akar, batang juga berperan dalam menopang dirinya dan menjadi media pengantar nutrisi dari akar ke daun. Bagian batang utama yang berhubungan dengan sistem akar melalui suatu bagian transisi disebut hipokotil. Hipokotil akan berkembang menjadi embryonic axis atau sumbu embrionik yang akan menopang dedaunan [2]

Sistem percabangan pada Angiospermae bisa berupa dikotom atau aksila. Pada sistem percabangan dikotom, bentuk cabang merupakan hasil pembagian dari tunas terminal. Dua tipe percabangan axilar pada Angiospermae adalah monopodial dan simpodial. Percabangan monopodial terjadi ketika tunas terminal terus tumbuh sebagai cabang utama dan cabang lateralnya menjadi tambahan, Tumbuhan dengan tipe cabang monopodial umumnya tumbuh membentuk piramida sedangkan tumbuhan simpodial seperti kendi [2].

Bagian selanjutnya adalah daun. Daun pada Angiospermae terdiri dari dasar daun, dua stipula (daun penumpu), petiola, dan lamina (helaian daun). Dasar daun merupakan area luas dimana daun melekat pada batang. Petiola adalah tangkai yang berhubungan dengan daun (lamina) dan dasar daun. Blade merupakan bagian permukaan untuk fotosintesis [2].

Perbedaan Monokotiledon dan Dikotiledon

Ketika memahami Angiospermae, maka terdapat dua tipe tumbuhan berdasarkan jumlah keping bijinya yaitu monokotiledon dan dikotiledon. Monokotiledon merupakan tumbuhan dengan biji berkeping satu sedangkan dikotiledon merupakan biji berkeping dua atau ganda. Secara morfologi dan anatomi, kedua kelompok ini dapat dibedakan berdasarkan biji, daun, kelopak bunga, pembuluh batang dan jenis akar.

Pada tumbuhan monokotil, selain bijinya yang berkeping satu, pada bagian bunganya memiliki jumlah kelopak dengan kelipatan tiga, daunnya yang berbentuk paralel, pada bagian serbuk polennya memiliki satu jalur atau lubang, dan pada pembuluh batangnya tidak ditemukan pembuluh berbentuk cincin sehingga bentuk pembuluhnya tersebar. Apabila dibandingkan dengan dikotiledon, tumbuhan dengan biji berkeping dua memiliki penampakan kelopak daun yang berkelipatan empat atau lima, memiliki bentuk daun yang seperti jaring, memiliki serbuk pollen dengan tiga jalur atau lubang, dan pembuluh batangnya terdapat lingkaran cincin [4]. 

 

Gymnospermae

Gymnospermae memiliki sebutan tumbuhan dengan biji terbuka yang ditunjukkan dengan tanaman-tanaman pada divisi ini memiliki biji-biji yang terpapar pada permukaan sisi kerucut. Divisi ini memiliki karakteristik umum yang dapat dibedakan dari Angiospermae seperti bentuknya yang berupa semak-semak kayu, pohon, serta liana [3]. 

Spesies-spesies yang termasuk dalam divisi Gymnospermae umumnya memiliki ukuran yang sangat tinggi, tersebar di banyak tempat, dan hidupnya sangat lama. Meskipun tersebar di seluruh dunia, namun kelompok ini umumnya ditemukan di daerah yang lebih dingin [3].

Karakteristik lain pada divisi ini adalah adanya daun yang menyerupai jarum atau kadang bersisik, ada juga yang berbentuk datar dan lebar, serta disebut-sebut abadi atau dikenal dengan istilah evergreen. Gymnospermae memiliki kerucut atau strobili yang merupakan biji terbukanya namun tidak berbunga. Dibandingkan dengan Angiospermae, Gymnospermae memiliki masa reproduksi lebih lama [3]. 

Batang pada konifer tersusun dari sumbu berkayu yang mengandung sel-sel untuk menyalurkan air dan mineral yang disebut trakeid. Dedaunan pada Gymnospermae umumnya memiliki kanal yang terisi oleh resin. Hal ini dapat dilihat pada contoh pohon pinus, yang mana daun-daunnya berada dalam ikatan bundel dan jumlah daun per bundelnya merupakan pembeda dari yang lain. Daun-daun pada spesies di divisi Gymnospermae, umumnya juga memiliki kutikula yang tebal dan stomata di bawah permukaan daun [3]. 

 

Refrensi:

[1] B. Bahadur., T. Pullaiah., & K.V. Khrisnamurty. 2015. Plant Biology and Biotechnology: Volume I: Plant Diversity, Organization, Function, and Improvement. DOI: 10.1007/978-81-322-2286-6_15. 

[2] Britannica. 2020. Angiosperms. https://www.britannica.com/plant/angiosperm/Structure-and-function#ref73097. Dikases pada Rabu, 10 Juni pk. 11.25 WIB.

[3] Britannica. 2020. Gymnosperms. https://www.britannica.com/plant/plant/Gymnosperms . Diakses pada Rabu, 10 Juni 2020 pk. 11.30 WIB

[4] Diffen. 2020. Angiosperms vs Gymnosperms. https://www.diffen.com/difference/Angiosperms_vs_Gymnosperms. Diakses pada Rabu, 10 Juni 2020 pk. 12.20 WIB. 

 

Exit mobile version