Site icon SainsPop

Apa sih fungsi kerutan pada permukaan jari?

Pada kasus kriminal, adanya sidik jari di TKP bisa menjadi petunjuk pada pelaku kejahatan. Sidik jari ini dihasilkan oleh kerutan-kerutan pada permukaan jari. Sebenarnya, untuk apa sih kerutan pembentuk sidik jari ini? Kenapa manusia dan juga primata lainnya, termasuk koala, memilikinya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti dari Korea melakukan penelitian dengan menggunakan teknologi pencitraan laser canggih dan melaporkannya di jurnal PNAS (1).

Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti menemukan bagaimana permukaan jari-jari kita memiliki sistem kontrol yang mengatur seberapa basah atau keringnya permukaan jari dengan cermat. Artinya, jari-jari kita dapat bereaksi dengan tepat terhadap berbagai jenis permukaan yang disentuhnya. Tujuannya agar sentuhan/cengkeraman terjadi sekuat mungkin sehingga mencegah lepasnya benda dari genggaman.

Sistem kontrol kelembapan di permukaan jari ini berkaitan dengan tingginya kerapatan kelenjar keringat. Kita tahu, jumlah kelenjar keringan di permukaan jari lebih banyak dibandingkan dibagian kulit lainnya (2). Buktinya, ketika kita merasa gugup atau gelisah, permukaan tangan kita berkeringat hebat.

Ketika tangan kita menyentuh sebuah benda, kelenjar keringat ini bisa mengatur seberapa banyak jumlah keringat yang diperlukan sehingga menghasilkan kelembapan yang cukup agar gesekan dengan benda yang dipegang sangat besar.

Contohnya, ketika memegang sebuah gelas, atau permukaan benda keras dan halus lainnya, pori-pori pada permukaan jari mengeluarkan lebih banyak keringat (agar kelembapanya menjadi tinggi) untuk meningkatkan cengkeraman. Kemudian, ketika kelembapannya sudah cukup, kelenjar keringat pada jari-jari ini menutup agar jumlah keringat yang keluar tidak kebanyakan. Tahu sendiri kan, kalau terlalu banyak cairan keringat, permukaan gelas akan menjadi licin dan gelas pun bisa terlepas dari tangan.

Nah, kerennya lagi, kemampuan menutupnya pori-pori ini dikombinasikan dengan percepatan penguapan keringat ketika kelebihan keringat harus dihilangkan dengan cepat. Proses ini dikontrol oleh kerutan-kerutan pada jari-jari tangan yang membentuk sidik jari. Jadi, kombinasi dua mekanisme ini memungkinkan permukaan kulit pada jari bisa beradaptasi ketika bersentuhan dengan suatu benda, baik ketika tangan kita dalam keadaan basah ataupun kering.

 

Referensi:

  1. Yum, Seoung-Mok, et al. “Fingerprint ridges allow primates to regulate grip.” Proceedings of the National Academy of Sciences (2020).
  2. Taylor, Nigel AS, and Christiano A. Machado-Moreira. “Regional variations in transepidermal water loss, eccrine sweat gland density, sweat secretion rates and electrolyte composition in resting and exercising humans.” Extreme physiology & medicine 2.1 (2013): 4.
Exit mobile version