Pernahkah kamu mendengar Platyhelminthes? Platyhelminthes merupakan kelompok organisme yang memiliki ukuran kecil dan kurang bisa ditemukan secara bebas. Berdasarkan perkembangannya, platyhelminthes digolongkan ke dalam 3 kelompok besar yaitu Acoelomorfa, Catenulida, dan Rhabditofora yang mana di dalam Rhabditofora terdapat Neodermata. Neodermata merupakan kelompok Platyhelminthes yang parasit dengan anggotanya antara lain Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Monogenea terdiri dari Monopisthocotylea dan Polipisthocotylea, Trematoda terdiri dari Aspidogastrea dan Diganea, sedangkan Cestoda terdiri dari Amphilinidea, Gyrocotylidea, dan Eucestoda [1]. Klasifikasi ini didasarkan pada anatomi reproduksinya [2].
Platyhelminthes yang hidup secara bebas termasuk hermaprodit dan reproduksinya bisa terjadi secara seksual atau aseksual, namun ada beberapa individu yang memiliki sistem reproduksi jantan dan betina secara terpisah [1,2]. Selama reproduksi seksual, terjadi fertilisasi internal oleh auto atau eksogami. Sedangkan ketika reproduksi aseksual terjadi, umumnya free-living Platyhelminthes memiliki beberapa tipe reproduksi antara lain paratomi, arkitomi, fragmentasi, dan partenogenesis. Tipe paratomi merupakan tipe pembelahan yang berbentuk seperti rantai dimana individu-individu akan terbentuk sebelum terbelah. Arkitomi merupakan tipe pembelahan organisme di dua dan setiap fragmen yang mengembangkan organ yang hilang. Tipe fragmentasi merupakan pemisahan atau pembagian beberapa bentuk dari otot yang berkontraksi dan masing-masing dari itu akan menghasilkan individu baru. Sedangkan tipe partenogenesis merupakan reproduksi aseksual dimana betina memproduksi sel telur tanpa fertilisasi [1].
Secara perkembangannya terdapat cara hidup yang relatif sederhana. Sel telur yang telah difertilisasi akan diletakkan di lingkungan dan menunggu untuk menempel di objek atau permukaan tertentu. Setelah melalui periode tertentu, akan terjadi perkembangan embrio dan larva yang dapat berenang bebas. Di sisi lain parasitic Platyhelminthes memiliki siklus hidup yang cukup kompleks karena larva akan memasuki beberapa tahapan di tubuh organisme lain (inang). Inang dapat berupa invertebrata atau vertebrata [3].
[1] Noreña, C. 2015. Phylum Platyhelminthes in Ecology and General Biology, Fourth Edition. Elsevier, Inc: 181-203.
[2] Zoology University of British Columbia. 2020. Phylum Platyhelminthes. https://www.zoology.ubc.ca/~adamson/Biol328/platy.pdf. Diakses pada Senin, 24 Agustus 2020 pk. 22.00 WIB. 14 hlm.
[3] Britannica. 2020. Flatworm: Natural history. https://www.britannica.com/animal/flatworm/Natural-history. Diakses pada Senin, 24 Agustus 2020 pk. 22.15 WIB. 1 hlm.
dan dapatkan konten-konten menarik tentang sains dan teknologi langsung di inbox email kamu