Resistensi antibiotik adalah salah satu tantangan besar yang harus kita tangani saat ini. Grup bakteri patogen yang memiliki resistensi antibiotik dan sulit ditangani disebut ESKAPE, yang merupakan singkatan dari enam bakteri berikut: Enterococcus faecium, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumoniae, Acinetobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, dan Enterobacter spp.
Salah satu sistem pertahanan terakhir yang bisa dipakai untuk melawan patogen jenis ini adalah antibiotik aminoglikosida, jenis antibiotik yang bekerja dengan membuat lubang pada membran luar sel bakteri. Mereka sangat aktif melawan bakteri aerob, gram negatif dan bekerja secara sinergis melawan bakteri gram positif tertentu. Salah satu antibiotik jenis ini yang biasa dipakai adalah gentamisin. Antibiotik jenis ini biasa digunakan dalam pengobatan infeksi parah pada lambung dan saluran kemih, serta bakteremia dan endokarditis.
Akan tetapi, hasi riset terbaru (1) menunjukan jika antibiotik jenis ini pun bisa dikalahkan oleh patogen tersebut akibat penggunaan desinfektan benzalkonium chloride (BAC) secara berlebihan. Zat ini biasa digunakan sebagai campuran pada berbagai produk obat, seperti obat tetes mata dan obat tetes telinga. Selain itu, zat ini juga terdapat pada produk sampo, kondisioner, atau losion.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa BAC tidak hanya dapat mencegah antibiotik aminoglikosida bekerja, tetapi juga mendorong evolusi bakteri menjadi resisten terhadap antibiiotik. Ini sangat memprihatinkan dan membahayakan mengingat luasnya penggunaan BAC pada berbagai produk sehari-hari.
Oleh karenanya, kita tidak boleh memilih produk antibakteri sebagai standar karena untuk membersihkan rumah dan sekitarnya, secara umum tidak perlu menggunakan apa pun yang bertanda ‘antibakteri’. Sabun dan produk pembersih biasa juga dapat menghilangkan hampir semua kuman.
Untuk produk personal care, seperti obat tetes mata, sebaiknya kita beralih ke produk sekali pakai yang telah disterilkan daripada menggunakan disinfektan kimia. Karena, BAC tidak hanya dapat mengurangi efektivitas antibiotik, tetapi juga dapat menyebabkan iritasi dan bahkan kerusakan mata dalam penggunaan jangka panjang.
Referensi:
dan dapatkan konten-konten menarik tentang sains dan teknologi langsung di inbox email kamu
1 Comment
Terimakasih..sudah sangat membantu