Site icon SainsPop

Mata biru ternyata tak punya pigmen biru, kok bisa?

Bagi kamu yang baca tulisan ini, kemungkinan besar matamu berwarna cokelat yang berasal dari senyawa melanin, senyawa pigmen yang sama yang terdapat pada kulitmu. Tapi ternyata, bagi orang yang matanya berwarna biru, mereka tidak memiliki pigmen warna biru pada matanya [1]. Kok bisa?

Jawabannya adalah karena efek Tyndall. Efek Tyndall adalah gejala penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid karena ukuran partikel koloidnya yang cukup besar. Karena efek inilah langit terlihat berwarna biru. Kaitannya dengan warna mata bagaimana? Untuk lebih jelasnya, ayo kita eksplor lebih jauh!

Pada bagian tengah mata kita, terdapat lingkaran berwarna yang berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata. Lingkarang berwarna ini bernama iris. Ketika cahaya terang masuk, iris akan melebar dan menutupi pupil (orang-orangan mata) dan ketika cahaya redup, iris akan menyusut yang mengakibatkan pupil melebar. Ini menyebabkan lebih banyak cahaya masuk ke dalam mata kita.

Iris pada mata terdiri dari dua lapisan: lapisan atas yang disebut stroma dan lapisan epitelium di bawahnya. Setiap lapisan ini bisa memiliki pigmen di dalamnya. Orang bermata coklat memiliki pigmen melamin tinggi di setiap lapisan irisnya.

Pada orang yang matanya berwarna biru, lapisan stroma ini tidak memiliki melamin sehingga tembus pandang (translusen) dan cahaya yang melewatinya tersebar secara acak. Ini terjadi karena orang ini mengalami mutasi genetika pada gen yang bernama HERC2 yang menyebabkan irisnya tidak menghasilkan melanin [2].

Ketika cahaya putih mengenai stroma, ia menghamburkan kembali cahaya yang diterimanya. Warna biru dihamburkan lebih kuat dibandingkan warna lain karena gelombang cahaya ini bergerak pada panjang gelombang yang lebih pendek. Ini menyebabkannya lebih mudah dipantulkan dan lebih mudah terlihat.

Untuk orang yang matanya berwarna abu-abu, fenomena yang mirip dengan mata biru terjadi, tapi stromanya mengandung kolagen (protein penyusun jaringan ikat, tulang rawan, kulit, dll) dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan lapisan ini kurang tembus cahaya sehingga pendaran warna biru akibat efek Tyndallnya teredam. Sedangkan untuk orang yang matanya berwarna hijau, efek Tyndall masih terjadi tapi karena stromanya mengandung melanin dalam kadar rendah, pantulang warna birunya tampak lebih gelap dan berwarna lebih kehijauan.

 

Referensi:

[1]           C. W. Mason, ‘Blue Eyes’, J. Phys. Chem., vol. 28, no. 5, pp. 498–501, May 1924, doi: 10.1021/j150239a007.

[2]           H. Eiberg et al., ‘Blue eye color in humans may be caused by a perfectly associated founder mutation in a regulatory element located within the HERC2 gene inhibiting OCA2 expression’, Hum. Genet., vol. 123, no. 2, pp. 177–187, Mar. 2008, doi: 10.1007/s00439-007-0460-x.

 

 

Exit mobile version