Site icon SainsPop

Teori Liar Astrofisika : Jalan Pintas antar Galaksi

 

Galaksi merupakan kumpulan dari gas, debu, dan milyaran bintang beserta tata suryanya yang semuanya bersatu oleh gaya gravitasi.[1] Beberapa ilmuwan berpendapat alam semesta memiliki 100 milyar galaksi. Jarak antar galaksi sangat jauh. karena saking jauhnya, ukuran dalam satuan kilometer pun tidak mencukupi. Jarak di luar angkasa dinyatakan dalam satuan tahun cahaya. Satu tahun cahaya setara dengan 1,46 triliun kilometer dan jarak antar galaksi adalah milyaran tahun cahaya.[2] Tentunya, hal ini membuat saya benar-benar takjub terhadap ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, bagaimana denganmu setelah mengetahui jarak antar galaksi tersebut?

Teori Relativitas Umum Einstein

Di luar angkasa masih banyak misteri-misteri yang masih sekedar hipotesis atau bahkan imajinasi. Namun, sudah banyak juga yang dapat dibuktikan dengan teori yang ada. Misalnya, teori yang berkaitan dengan astrofisika yaitu teori relativitas umum. Teori ini mengubah pemikiran kita mengenai konsep ruang dan waktu. Walaupun demikian, hal ini malah meninggalkan banyak misteri lain tentang alam semesta. Pertama, mengenai keberadaan lubang hitam (black hole) yang telah dapat dideteksi secara eksperimen dalam beberapa tahun ini. Kedua, mengenai keberadaan lubang cacing (wormholes). Secara teori, lubang cacing merupakan jembatan yang menghubungkan titik satu ke titik lain yang berbeda di ruang angkasa. 

Apa yang akan terjadi jika kita atau benda asing memasuki wormhole ? Kita bisa coba menjawabnya menggunakan teori metrik Einstein-Rosen.[3] Teori ini merupakan solusi permukaan diagonal yang paling mudah. Kasus gelombang gravitasi juga pernah dipecahkan dengan metrik ini menjadi model yang lebih realistis. Einstein dan Nathan Rose menggambarkan dua buah lembar ruang-waktu [4] yang digabungkan. Hasilnya, terbentuk jembatan yang menghubungkan dua alam semesta, yang disebut wormhole. [5]

Gambar 2. a. Sebuah wormhole menghubungkan dua titik di dalam alam semesta 3 dimensi, b. Pada model dunia brane, dimensi alam semesta digambarkan seperti lembaran (brane) dengan ruang berdimensi tinggi yang bentuknya bisa menjadi identik satu sama lain atau terlipat. c. Dua brane terputus, akhirnya menghubungkan jalur wormhole.

 

Wormhole itu bentuknya tidak menyenangkan jika dilihat. Coba bayangkan, biasanya kita melihat langit terbentang luas di atas kita dan ini adalah sesuatu yang biasa bagi kita. Namun, wormhole memiliki bentuk ruang yang melengkung. Tentu saja ini menyeramkan karena di dalamnya terdapat gaya ekstrem yang mengakibatkan wormhole meregang dan putus saat terbentuk. Artinya, struktur wormhole tidak stabil. Kalau kita mencoba menerobos masuk? Gak tau kita bakalan jadi seperti apa. Ketidakstabilan tersebut disebabkan oleh dilatasi waktu. Siapa saja yang masuk ke dalam wormhole (melalui black hole) akan sampai di permukaan black hole (event horizon) di waktu yang tak terhingga. Ini adalah jawaban menurut metrik Einstein-Rosen. Ulasan teori ini menyatakan bahwa kita tidak akan bisa memasukinya karena struktur wormhole tidak stabil dan akan runtuh secara instant. 

Teori Gila Terowongan Wormhole

Baru-baru ini peneliti astrofisika dari New York, USA, melaporkan suatu teori yang menyebutkan bahwa wormhole bisa saja stabil dan dapat dijadikan sebagai jalan cepat untuk pergi dari satu tempat ke tempat lainnya di alam semesta.[6] 

Kali ini dengan menggunakan metrik Eddington-Finkelstein, Pascal Koiran, seorang fisikawan asal Perancis, berpendapat bahwa pergi menjelajahi lintasan wormhole menjadi mudah. Ia menemukan bahwa sebuah partikel dapat menyeberangi alam semesta hingga ke ujungnya (event horizon). Alhasil, ia berpendapat bahwa partikel dapat dengan mudah masuk dan keluar terowongan wormhole. Semuanya bergantung pada jumlah waktu yang dibutuhkan. Apabila ada penelitian dan proyek rencana ke luar angkasa untuk lintas angkasa, barangkali mereka bisa pakai jalur “tol wormhole”.

Hasil hipotesis inipun menjadi bahan yang sangat menarik untuk penelitian lebih lanjut dalam menjelajah alam semesta. Karena dengan hipotesis ini, ada harapan kalau wormhole bisa terbentuk secara utuh dan aman, tidak membahayakan seperti pendapat ilmuwan sebelumnya. Pernyataan metrik Einstein tentang wormhole tidak stabil disebabkan karena teorinya hanya menyandarkan pada sifat gravitasi dan tidak memasukan sifat gaya alam semesta. Walaupun demikian, Einstein beserta ilmuwan lainnya telah berdedikasi tinggi dalam kemunculan teori-teori baru terutama teori gelombang gravitasi.

 

——————————————-

Referensi :

[1] What Is a Galaxy? | NASA Space Place – NASA Science for Kids

[2] What is a galaxy? | Astronomy Essentials | EarthSky

[3] Xavier F., Enric V., Einstein-Rosen metrics generated by the inverse scattering transform (1984), Hal. 1141, SpringerLink.

[4] De Chang Dai., et. al., How to form a Wormhole, 2021, The European Physical Journal C 80 : 1103.

[5] Wormholes may be lurking in the universe—and new studies are proposing ways of finding them (phys.org)

[6] https://www.livescience.com/wormholes-may-be-stable-after-all

Exit mobile version