Obesitas adalah penyebab utama penyakit kronis seperti jantung coroner, gagal jantung, centricular dysfunction, dan cardiac arrhythmias [1]. Oleh karena itu memiliki tubuh yang ideal (BMI normal) menjadi satu solusi yang bijak untuk mencegah datangnya penyakit kronis. Membatasi asupan makanan atau yang lebih terkenal dengan istilah “DIET”, sering kali diterapkan oleh kebanyakan orang untuk menurunkan berat badan. Strategi diet secara teknis dibagi menjadi beberapa kategori seperti diet minimal (pengurangan nilai asupan makanan 250-500 kcal/hari), diet sedang (total asupan makanan dalam sehari 1200-1500 kcal), diet berat (total asupan makanan 400-800 kcal/hari), dan diet maksimal (berpuasa) [2]. Kelima kategori diet tersebut akan menghasilkan penurunan berat badan. Inilah salah satu cara menurunkan berat badan.
Olahraga dapat meningkatkan kebugaran yang dimana dihubungkan dengan penurunan resiko terkena obesitas [3]. Selain itu, olahraga menjadi strategi alternatif untuk menurunkan badan. Berdasarkan penelitian, olahraga aerobik yang dilakukan selama 16 minggu menunjukan terjadinya penurunan berat badan [2]. Olahraga dengan intensitas tinggi menunjukan penurunan berat badan lebih besar dibandingkan dengan olahraga intensitas sedang dan rendah, karena olahraga intensitas tinggi akan membakar kalori lebih banyak dan akan merangsang terjadinya proses pembakaran lemak setelah olahraga [3]. Akan tetapi menurut penelitian yang dilakukan oleh American College of Sport Medicene (ACSM) menyatakan bahwa olahraga tipe anaerobik seperti angkat beban tidak efektif untuk menurunkan berat badan [2].
Adapun rekomendasi olahraga yang efektif untuk menurunkan berat badan dan pencegahan peningkatan berat badan menurut ACSM [1] adalah sebagai berikut:
Pada dasarnya, penurunan berat badan akan terjadi jika pengeluaran energi lebih besar jumlahnya dibandingkan asupan makanan. Jadi olahraga dan diet saja tidak cukup, keduanya perlu dikombinasikan.
[2] C. M. Lewandowski, Exercise physiology for health, fitness, and performance, vol. 1. 2015.
[3] L. Campbell, K. Wallman, and D. Green, “The effects of intermittent exercise on physiological outcomes in an obese population: Continuous versus interval walking,” J. Sport. Sci. Med., vol. 9, no. 1, pp. 24–30, 2010.
dan dapatkan konten-konten menarik tentang sains dan teknologi langsung di inbox email kamu